Jumat, 11 April 2008

KRIDA BEKSA WIRAMA

Krida Beksa Wirama adalah perkumpulan tari gaya Yogyakarta yang berdiri pada tanggal 17 AGUSTUS 1918 didirikan oleh BPH. Suryadiningrat dan GPH Tejokusumo yang pertama kali mengajarkan tari klasik gaya Yogyakarta diluar tembok istana Yogyakarta. pada perkembangannya banyak kreasi dari siswa siswi Krida Beksa Wirama (KBW) yang dapat dinikmati oleh masyarakat, baik dari cara belajar dan mengajar tari, serta beragam tari Gaya Yogyakarta antara lain Tari Topeng Gaya Yogyakarta serta tari-tari kreasi baru lainnya, yang dikembangkan oleh siswa siswi Krida Beksa Wirama.

Artikel dari : Dinas Kebudayaan Provinsi DIY ( www.tasteofjogja.org )
http://www.tasteofjogja.org/contentdetil.php?kat=artk&id=MjA0&fle=Y29udGVudC5waHA=&lback=a2F0PWFydGsmYXJ0a2thdD0zMiZsYmFjaz0=

Tanggal artikel : 4 Juni 2012
Dibaca: 194 kali

Didirikan oleh G.B.H. Tedjokusumo dan BPH. Soerjodiningrat pada tanggal 17 Agustus 1918 atau 9 Dulkangidah 1848 hari Sabtu Wage. Pendirian perkumpulan Kridha Beksa Wirama di dorong atas hasrat untuk mengembangkan dan menyebarluaskan seni tari di luar tembok Kraton Yogyakarta. Karenanya menghadaplah dua orang pangeran ke hadapan Sri Paduka Sultan Hamengku Buwana VII untuk mohon izin mengajarkan seni tari di kalangan masyarakat di luar tembok Kraton Yogyakarta. Permohonan tersebut mendapatkan tanggapan positif  dari Sri Paduka Sultan Hamengku Buwana VII bahkan pihak Kraton membantu dalam hal fasilitas pengajar maupun perlengkapan.
Adapun asas dan tujuan dari Kridha Beksa Wirama adalah : a) mempelajari dan mengembangkan,b) memelihara serta menjunjung tinggi mutu kesenian, c) menanam benih kecintaan kepada putra-putri dalam seni tari dan karawitan.
Pada awal perkembangannnya, mayoritas siswa perkumpulan ini adalah para pelajar pemuda-pemuda Jong Java. Selain para pelajar, putra-putra  Sri Sultan Hamengku Buwana VII dan para kerabat istana, anak-anak guru tari Kraton yang sebagian besar juga mengajar di perkumpulan ini, kemudian lama-kelamaan meluas ke segenap lapisan masyarat. Bahkan orang-orang asing pun banyak yang menjadi siswa. Didalam Pelajaran tari oleh Kridha Beksa Wirama diperkenalkan system hitungan atau pandengan dengan maksud agar pelajaran bisa diterima dengan cepat oleh siswa-siswa terutama pada tingkat dasar.
Kridha Beksa Wirama berkesempatan menjadi model percobaan kostum wayang orang Mataram yang kemudian dipakai dan digunakan sebagai perlengkapan wayang orang Mataram. Karena jasa tersebut G.B.H Tedjokusumo dan B.P.H. Soerjodiningrat, memperoleh piagan Widjajakusuma . Kemudian Krida Beksa Wirama dipimpin oleh Ria Kusuma Broto Bersama RM Wasisto Surdjoningratan M.Sc. dan Wisnu wardhana. Pada tiap-tiap hari Minggu pagi diadakan latihan menari di Pendopo Tedjokusuman. Dengan Berdirinya Kridha Beksa Wirama , wayang wong gaya Yogyakarta betul-betul memasyarakat

Tidak ada komentar: